Hubungan Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya
1. Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan tradisi atau kebiasaan yang dilakukan masyarakat
secara turun temurun. Adat istiadat sangat dipengaruhi keadaan alam di
mana manusia tinggal. Masyarakat di pedesaan masih memegang erat adat
istiadat seperti hidup bergotong-royong, selamatan dan membuat sesaji.
Para petani di pedesaan ada yang membuat sesaji ketika akan menanam
bibit padi dan ketika panen. Para nelayan juga mempersem-bahkan sesaji
untuk “dewa laut” ketika akan mencari ikan. Masyarakat di pedesaan juga memiliki tradisi gotong-royong yang masih kuat. Hubungan antar warga di pedesaan sangat akrab. Mereka bahu membahu melakukan setiap pekerjaan tetangga yang membutuhkan bantuan. Seperti mendirikan rumah, memanen padi, membersihkan lingkungan dan sebagainya. Berbeda dengan masyarakat kota. Hubungan antar warga sangat renggang, bahkan kadang dengan tetangga tidak saling mengenal. Masyarakat di kota ketika akan membangun rumah harus menyewa orang lain.
2. Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia antara lain berupa pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata dan alat transportasi.
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia juga dipengaruhi oleh keadaan
alam di mana mereka tinggal. Manusia banyak memanfaatkan apa yang ada di
lingkungannya untuk membuat peralatan dan perlengkapan hidup.
a. Pakaian
Manusia banyak memanfaatkan tumbuhan dan hewan di sekitarnya untuk
memenuhi kebutuhan sandangnya. Seperti bulu domba, bulu burung, kulit
buaya ataupun dedaunan. Pada zaman dahulu manusia langsung mengenakan
bahanbahan tersebut untuk menutup tubuh. Seiring dengan perkembangan
pengetahuan, manusia mengolah terlebih dahulu bahan-bahan alam tersebut
menjadi kain. Baru setelah itu dijahit dan dibentuk pakaian. Tidak hanya
pakaian, aksesoris lainnya seperti tas, topi ataupun sepatu juga dibuat
dari bahan di lingkungan sekitar.Kondisi alam juga berpengaruh pada ketebalan baju yang dikenakan manusia. Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, lebih sering mengenakan baju tebal. Sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah kota atau pantai yang panas lebih sering menggunakan baju yang tipis dan mudah menyerap keringat.
b. Rumah
Tak ubahnya seperti pakaian, manusia dalam membuat rumah juga
dipengaruhi oleh kondisi alam. Baik dalam hal bentuknya maupun bahan
pembuatannya. Bahkan tempat membangun dan arah pintu rumah juga
dipengaruhi kondisi alam. Rumah-rumah di daerah yang jauh dari kota
terbuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar. Seperti kayu, bambu dan
dedaunan untuk atapnya. Di daerah pantai masyarakatnya membuat rumah
panggung agar tidak terkena air laut. Di tempat yang banyak binatang
buas juga dibangun rumah panggung. Bentuk atap rumah pun juga demikian.
Perhatikan beberapa contoh rumah adat di Indonesia berikut:Jika kita perhatikan bentuk atap beberapa rumah adat di atas hampir sama. Mirip apakah atap-atap tersebut? Sekilas ada yang mirip tanduk. Namun sebenarnya atap rumah-rumah tersebut mirip dengan perahu yang dibalik. Mengapa mirip perahu? Dahulu masyarakat kita terkenal sebagai pelaut yang ulung. Perahu merupakan bagian paling penting dari kehidupan mereka. Karena itu bentuk perahu diabadikan dalam bentuk atap bangunan khas Indonesia. Selain dipengaruhi oleh kondisi alam, pembanguan rumah juga dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat. Di Kalimantan Tengah, orang Dayak membangun desa di pinggir aliran sungai. Mereka percaya bahwa air sungai dari hulu membawa rahmat dari Tuhan. Mereka juga percaya bahwa sungai juga dapat menghanyutkan roh-roh jahat ke muara. Di Bali, masyarakatnya membangun rumah atau desa tidak sembarang tempat. Mereka percaya setiap wilayah di bumi ini mempunyai arti tertentu. Ada tempat yang baik untuk didiami, ada juga yang tidak.
c. Alat transportasi
Kondisi alam juga berpengaruh pada alat trasportasi yang digunakan manusia. Daerah-daerah yang belum dibangun jalan raya sulit dijangkau dengan kendaraan seperti di kota. Pesawat pun tidak dapat sembarangan bisa memasuki daerah-daerah seperti ini. Pesawat yang digunakan adalah pesawat khusus yang dinamakan pesawat perintis. Di daerah yang berbukit-bukit, masyarakatnya masih banyak menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Seperti di daerah Gunung Bromo, Jawa Timur. Di Kalimantan yang masih penuh dengan hutan lebat, namun banyak sungai, transportasi utama mereka adalah transportasi air. Mereka menggunakan berbagai jenis perahu dan rakit untuk segala kebutuhan pengangkutan. Ke sekolah, ke kantor pemerintahan atau ke tempat lainnya mereka gunakan perahu. Sungai juga menjadi jalur untuk mengangkut berbagai hasil bumi. Bahkan pasar pun juga dibuat di atas sungai. Pasar seperti ini dikenal dengan sebutan pasar apung.
d. Senjata dan alat-alat rumah tangga
Banyak
senjata yang digunakan masyarakat dibuat dari bahan yang ada di sekitar
mereka. Seperti panah dan tombak. Setelah mengenal logam, masyarakat
menempa besi menjadi berbagai macam senjata. Seperti pisau, belati dan
pedang. Demikian pula dalam membuat alat-alat rumah tangga. Banyak yang
memanfaatkan bahan yang ada di alam. Seperti tanah liat untuk membuat
tempayan dan pot bunga. Kayu dan bambu untuk membuat meja, kursi, almari
dan perabot rumah tangga lainnya. Daun-daun pun juga dianyam menjadi
tikar dan atap rumah.Banyak senjata yang digunakan masyarakat dibuat
dari bahan yang ada di sekitar mereka. Seperti panah dan tombak. Setelah
mengenal logam, masyarakat menempa besi menjadi berbagai macam senjata.
Seperti pisau, belati dan pedang. Demikian pula dalam membuat alat-alat
rumah tangga. Banyak yang memanfaatkan bahan yang ada di alam. Seperti
tanah liat untuk membuat tempayan dan pot bunga. Kayu dan bambu untuk
membuat meja, kursi, almari dan perabot rumah tangga lainnya. Daun-daun
pun juga dianyam menjadi tikar dan atap rumah.
e. Makanan
Apa
makanan pokok di daerahmu? Di Indonesia sebagian besar penduduknya
makan nasi sebagai makanan pokok. Di beberapa tempat seperti di Papua
makanan pokok mereka adalah sagu. Sedangkan di Madura, makanan pokok
mereka adalah jagung. Makanan, baik makanan pokok maupun yang lainnya
tak lepas dari potensi alam yang ada di setiap daerah. Di daerah-daerah
pantai misalnya, ikan laut merupakan menu utama masyarakat yang ada di
sana.
f. Pengetahuan
Manusia dengan akal yang diberikan oleh Tuhan, belajar banyak hal
dari alam. Para nelayan memiliki pengetahuan berlayar, menangkap ikan
dan membuat garam. Selain itu mereka juga memiiliki pengetahuan tentang
rasi bintang dan menggunakannya sebagai petunjuk arah. Rasi bintang juga
digunakan para petani untuk mengetahui musim dan menentukan tanaman
yang cocok. Petani selain memiliki pengetahuan rasi bintang juga
memiliki pengetahuan bercocok tanam dan pengairan. Masyarakat Bali
terkenal dengan teknik mengairi sawah yang disebut Subak. Subak
merupakan kerja sama membuat saluran air. Dengan cara ini semua petani
dapat mengairi sawahnya secara merata. Tidak ada yang merasa dirugikan.
g. Kesenian
Tidak ada manusia yang tidak menyukai keindahan. Kesenian merupakan
segala sesuatu yang indah. Manusia mengungkapkan rasa indah dalam
dirinya dalam beraneka bentuk kesenian. Seperti tarian, lagu, lukisan
ataupun tulisan. Segala bentuk kesenian tersebut tak lepas dari pengaruh
kondisi alam yang ada di sekitar manusia. Sebab kesenian merupakan
hasil pengolahan akal pikiran, perasaan yang digabungkan dengan apa yang
dilihat manusia di alam. Tak jarang kesenian merupakan bentuk rasa
takjub manusia pada keindahan alam ciptaan Tuhan. Di Indonesia hampir
setiap daerah memiliki kesenian khas. Sebagai contoh di Aceh terdapat
tari Saman dan lagu Bungong Jeumpa. Di Sulawesi terdapat Tari Maengket
dan lagu O Ina Nikeke. Di Papua terdapat Tari Sampari dan lagu Apuse.
Ada pula bentuk kesenian lain seperti seni patung yang banyak dijumpai
di Bali dan seni membatik yang terdapat di Jawa Tengah. Bila kita amati
keseniankesenian daerah tersebutmenggambarkan sifat dan karakter
masyarakatnya.
h. Bahasa
Untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain manusia
membutuhkan bahasa. Di Indonesia terdapat ratusan bahasa daerah dengan
logat yang berbeda-beda pula. Dahulu sebenarnya nenek moyang bangsa
Indonesia adalah sama. Tentunya bahasa yang digunakan juga sama.
Kemudian mereka menyebar dan menetap di banyak tempat di Nusantara. Nah,
karena terhalang oleh alam seperti gunung, laut dan sungaimereka tidak pernah berhubungan lagi. Maka dalam jangka waktu yang cukup lama terbentuklah suku-suku bangsa dengan bahasa daerah yang
berbeda satu sama lain. Walaupun demikian, karena berasal dari bahasa induk yang sama kadang kita jumpai kata-kata yang sama di beberapa daerah. Misalnya kata budal, mulih, peken di Bahasa Jawa juga terdapat di Bahasa Bali. Adakalanya dijumpai kata yang sama namun artinya berbeda di daerah lain. Seperti kata “bujur” bagi orang Kalimantan berarti lurus atau garis, tetapi bagi orang Sunda “bujur” artinya pantat. Selain kosakata, pengucapan atau logat di tiap daerah juga berbeda. Hal ini terlihat ketika berbahasa Indonesia. Kata yang sama diucapkan dengan logat yang berbeda-beda oleh orang dari daerah yang berbeda.